Pare, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Momordica charantia, adalah sayuran yang memiliki rasa pahit khas. Meskipun pare dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sistem imun, ada beberapa kondisi medis di mana konsumsi pare mungkin tidak disarankan. Berikut adalah beberapa penyakit dan kondisi di mana orang sebaiknya membatasi atau menghindari makan pare.
1. Diabetes yang Diterapi dengan Obat Antidiabetes
Meskipun pare sering digunakan untuk membantu mengontrol kadar gula darah, orang yang menggunakan obat antidiabetes seperti insulin atau sulfonilurea harus berhati-hati. Pare dapat menurunkan kadar gula darah, dan jika dikombinasikan dengan obat-obatan tersebut, bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah). Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi pare jika Anda sedang menjalani pengobatan diabetes.
2. Gangguan Pencernaan
Pare mengandung senyawa yang dapat merangsang produksi asam lambung dan meningkatkan motilitas usus. Bagi individu yang memiliki gangguan pencernaan, seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD), sindrom iritasi usus besar (IBS), atau maag, mengonsumsi pare dapat memperburuk gejala, seperti nyeri ulu hati dan ketidaknyamanan pencernaan.
3. Masalah Hati
Pare dapat mempengaruhi fungsi hati, terutama bagi orang-orang dengan kondisi hati yang sudah ada, seperti hepatitis atau sirosis. Mengonsumsi pare dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan beban pada hati, dan bagi mereka yang sudah memiliki masalah hati, ini bisa berpotensi berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi pare jika Anda memiliki masalah hati.
4. Kehamilan dan Menyusui
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pare dapat merangsang kontraksi rahim, yang berpotensi membahayakan kehamilan, terutama pada trimester awal. Wanita hamil atau menyusui sebaiknya menghindari konsumsi pare dalam jumlah besar. Sebaiknya, bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat.
5. Alergi atau Hipersensitivitas
Beberapa orang mungkin memiliki alergi atau hipersensitivitas terhadap pare. Gejala alergi dapat termasuk ruam kulit, gatal-gatal, atau reaksi gastrointestinal. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut setelah mengonsumsi pare, sebaiknya hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan dokter.
6. Penyakit Autoimun
Bagi individu dengan penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis, mengonsumsi pare bisa memicu reaksi imun yang tidak diinginkan. Senyawa dalam pare dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga bagi orang dengan kondisi ini, disarankan untuk membatasi atau menghindari pare.